Ternyata, penggunaan bunga melati dan sedap malam di dalam ruangan museum ini bukan sekadar pewangi ruangan. Menurut asisten menejer Museum Batik Kuno Danar Hadi Asti Suryo Astuti, penggunaan kedua bunga alami itu sebagai salah satu cara menjaga kualitas koleksi batik agar tetap awet dan baik. "Kalau menggunakan pewangi ruangan buatan bisa mempengaruhi kualitas dan merusak kain," jelasnya.
Pihak pengelola pun melarang pengunjung memegang kain atau memotret dengan menggunakan blitz. "Karena tangan manusia mengandung garam yang dapat merusak kain. Sementara kilatan lampu blitz kamera juga dapat memudarkan warna kain," kata Tuti.
Museum ini memiliki tema "Batik: Pengaruh Zaman dan Lingkungan". Sesuai dengan tema tersebut, koleksi kain batik yang dipajang terbagi menjadi beberapa jenis batik. Ada batik Belanda, batik Cina, batik Jawa, hokokai, batik pengaruh India, batik Kraton, batik pengaruh Kraton, batik sudagaran, batik petani, batik Indonesia, dan batik Danar Hadi.
Selain melihat ratusan batik, pengunjung juga dapat menyaksikan proses pembuatan kain batik, baik batik tulis, batik cap maupun batik printing di bagian belakang museum.
Untuk mempermudah pengunjung berkeliling dan mendapatkan informasi tentang batik, museum ini difasilitasi tanda panah sebagai petunjuk jalur berkeliling, pemandu, dan alat bantu informasi tentang sejarah kain batik, ciri khas, dan corak kain batik yang ditaruh di setiap sisi kain batik yang dipajang.
Keberadaan Museum Batik Kuno Danar Hadi selain didedikasikan untuk melestarikan batik juga untuk menjaring turis datang ke Solo "Kami memang lebih ditujukan untuk kegiatan pariwisata bukan tujuan komersil. Kami akan mempromosikan batik sebagai budaya asli Indonesia. Kami juga memiliki paket-paket untuk heritage tour," ungkap Diana Santoso selaku Managing Director House Danar Hadi Danar Hadi.
Pengunjung dapat mengikuti paket wisata yang ditawarkan museum ini antara lain paket mengunjungi batik kuno dan bangunan arsitektur Jawa Kuno nDalem Wuryaningrat serta diskusi mengenai batik yang dipamerkan di galeri. Harga per paketnya berkisar Rp 30.000 s/d Rp140.000 per orang. Selain itu ada workshop pembuatan batik tulis satu warna Rp 175.000 per orang, paket keterampilan (batik course) selama 5 hari dengan biaya Rp 500.000 s/d 840.000 per orang.
Untuk paket keterampilan, hari pertama dimulai dengan mengunjungi museum batik kuno dan bangunan arsitektur jawa kuno di nDalem Wuryaningrat. Kemudian diskusi singkat mengenai batik yang terdapat di galeri. Setelah makan siang dilanjutkan dengan pembagian materi dan ditutup dengan teori jenis-jenis proses.
Hari kedua, peserta akan diberikan secara berturut teori bahan baku, teori zat warna, praktek memola, dan kemudian praktek membatik. Hari ketiga dimulai lagi dengan praktek membatik yang kemudian dilanjutkan dengan praktek mencelup (coletan).
Hari keempat, peserta akan diberikan praktek menutup kemudian diteruskan dengan praktek mencelup dan melorot. Di hari terakhir peserta akan diberikan praktek menutup, meyoga, melorot, dan diakhiri dengan evaluasi hasil praktek.
House of Danar Hadi
Di dalam kawasan HDH terdapat bangunan bersejarah nDalem Wuryaningratan, bekas kediaman KPH. Wuryaningrat, cucu dari Pakubuwono IX, dan menantu dari raja Surakarta I.SK.S Pakubuwono X. Bangunan tersebut didirikan 1890. Kawasan wisata terpadu HDH juga dilengkapi Gedung Sasana Mangunsuka yang berisi koleksi batik Danar Hadi yang pernah ditampilkan dalam fashion show.
Dalam waktu dekat HDH akan dilengkapi dengan toko souvenir yang menjual pernak-pernik unik khas HDH dan juga Cafe DH yang menyajikan aneka suguhan minuman dan santapan berkualitas khas Solo.
Sumber: Majalah Travel Club
Tidak ada komentar:
Posting Komentar